Pengikut syiah di Nigeria (Afrika Barat) melakukan perlawanan terhadap negara. Mereka melakukan penghadangan terhadap rombongan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari dan menargetkan pembunuhan atas Kepala Staf Angkatan Darat Nigeria, Letnan Jenderal Tukur Buratai.
Rombongan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari diserang anggota sekte Syiah di Zaria, negara bagian Kaduna. Sekira 10 orang dilaporkan tewas dalam penyerangan yang terjadi pada Sabtu, 12 Desember 2015, malam waktu setempat.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa bentrokan terjadi setelah argumen panas antara anggota sekte Syiah dan tentara Nigeria. Hal itu terkait kunjungan Presiden Muhammadu Buhari sebagai tamu sekaligus penerima penghargaan kehormatan dari Universitas Negeri Kaduna (KASU).
Kaum syiah menutup jalan yang akan dilalui rombongan Presiden Nigeria menuju pertemuan tersebut. Jalan utama yang ditutup antara lain, dari Sabon Gari ke Samaru.
“Ratusan anggota sekte (Syiah) membawa senjata berbahaya. Mereka membarikade jalan dengan api unggun, batu berat dan ban. Mereka menolak dibubarkan dan kemudian mulai menembak dan melempari rombongan dengan benda-benda berbahaya,” kata juru bicara Angkatan Darat, Kolonel Sani Kukasheka Usman, sebagaimana dikutip dari Sun News Online, Minggu (13/12/2015).
Dalam penyerangan yang diduga dilakukan ratusan militan syiah pimpinan El-Zakzaky ini, Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal Tukur Buratai, lolos dalam penyerangan yang diduga sebagai salah satu upaya kaum syiah untuk membunuh perwira tinggi militer Nigeria tersebut.
Seorang saksi mata mengaku melihat ada dua orang yang menolak untuk membubarkan diri saat rombangan melintas. Sehingga para pengawal presiden pun melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan anggota Syiah tersebut.
“Saya melihat dua tentara memohon anggota Syiah untuk membubarkan diri dan membuka jalan, tetapi mereka menolak dan kemudian tentara melepaskan tembakan,” kata seorang saksi mata, Yusuf Abubakar.
Juru bicara Angkatan Darat, Kolonel Usman menegaskan bahwa penyerangan atas rombongan presiden dan upaya pembunuhan atas Kepala Staf AD ini merupakan perilaku yang tidak dapat ditoleransi.
Setelah bentrok dengan militer Nigeria, markas-markas syiah (Husainiyyah) dirobohkan pemerintah Nigeria. Rumah pemimpin sekte Syiah, Sheik Ibrahim El-Zakzaky dikepung tentara Nigeria. Namun Zakzaky tidak berada di rumah, dikabarkan telah meninggalkan rumahnya segera setelah kejadian tersebut ke suatu daerah yang dirahasiakan.
Dilansir dari Washington Post, Minggu (13/12/2015), istri pemimpin Syiah, Zeenah Ibrahim, mengatakan bahwa tentara Nigeria telah menewaskan sedikitnya 12 orang dalam pengepungan di rumahnya. (okezone)
Iran Murka
Pemerintah Iran kecam pemerintah Nigeria yang bentrok dengan kelompok syiah dan menuntut lindungi kaum syiah.
Iran memanggil duta besar dan kuasa penuh Nigeria di Teheran untuk menyampaikan protes keras menyusul bentrok mematikan antara kaum Syiah di sebelah utara negeri itu dengan militer.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, kekerasan yang melibatkan pasukan militer dengan pengikut Gerakan Islam Syiah Nigeria (IMN) “Tidak bisa diterima”, tulis kantor berita resmi Iran, IRNA, Selasa, 15 Desember 2015, seperti dikutip Tempo.
Waspadai Syiah
“Nigeria menjadi bukti kesekian, membiarkan syiah berkembang di suatu negara, menjadi ancaman bagi aqidah dan keutuhan negara tersebut,” ujar ustadz Abdullah Haidir, Selasa (15/12).
Hal ini juga pernah disampaikan Ketua Ulama Al-Quran Suriah, Syeikh Muhammad Kurayyim Rajih Hafizahullah.
Syeikh Muhammad Kurayyim Rajih: “Kami di Syria dahulu seperti kamu hidup damai sehingga kami lupa karena sudah membiarkan Syiah berkembang secara perlahan. Akhirnya sekarang Syiah memerintah kami, membunuh anak-anak kecil kami dengan kapak dan memperkosa wanita Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Jangan lupa dan jangan sesekali biarkan Syiah berkuasa di sana. Jika kamu tidak ingin terjadi seperti apa yang menimpa kami. Jangan kamu lakukan seperti yang kami lakukan karena membiarkan mereka (Syiah) berkembang. Mereka adalah agenda Amerika dan Yahudi. Penggagas mereka adalah Abdullah bin Saba’ (orang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam). Saya akan selalu mendo’akan kalian semua yang ada di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Islam Melayu bagian selatan agar tidak berlaku seperti kami di Syria. Aamiin.”
Post A Comment:
0 comments: